Akibat adanya arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer, menyebabkan kerak bumi (crust) mengalami pergerakan (Gbr. 3). Ada yang mengalami pergerakan konvergen, divergen, dan transform plate boundary.
Gbr. 4. Pergerakan lempeng samudera (mid-ocean ridges).
Gunung api bawah laut terbentuk pada pada daerah “Pemekaran Kerak Samudera (zona divergen). Karena adanya arus konveksi yang berlawanan (saling bertolak belakang), menyebabkan kedua lempeng semakin menjauh (Gbr. 4). Pada proses ini menyebabkan zona pemekaran menjadi tipis. Hal ini menyebabkan cairan pijar (magma) dari lapisan astenosfer menembus dan menerobos kerak melalui zona yang tipis. Karena pengaruh pendinginan secara tiba-tiba akibat temperatur yang sangat berbeda, menyebabkan magma ini membeku secara tiba-tiba dan membentuk gugusan gunung api bawah laut yang masih aktif. Pada umumnya pada daerah gugusan gunung api bawah laut dijumpai lava bantal akibat pembekuan yang secara tiba-tiba kontak dengan air (Gbr. 5). Pada umumnya, gunung api yang terbentuk pada zona ini mempunyai ukuran yang cukup besar. Pembentukan gugusan gunung api bawah laut berada pada sepanjang daerah pemekaran lantai dasar samudera (Gbr. 6).
Gbr. 5. Lava bantal yang merupakan hasil proses pembekuan magma secara tiba-tiba akibat kontak dengan air.
Gbr. 6. Ilustrasi gugusan gunung api bawah laut di sepanjang zona pemekaran lantai dasar samudera (zona divergen).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar